Kebiasaan Salah Mengisi Angin Ban Bisa Merusak Velg

Pengaturan tekanan angin ban yang tepat berperan penting tidak hanya untuk kenyamanan berkendara, tetapi juga untuk menjaga keawetan velg mobil Anda.
Ketika tekanan angin berada pada level ideal, ban akan meredam guncangan jalan secara optimal, sehingga beban pada velg dapat diminimalkan.
Sebaliknya, tekanan yang kurang atau berlebih dapat memicu kerusakan pada velg, yang berujung pada biaya perbaikan lebih tinggi dan bahkan risiko kecelakaan.
Selain itu, tekanan angin ban yang sesuai rekomendasi pabrikan membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar, stabilitas kendaraan, dan umur pakai komponen suspensi.
Dengan rutin mengecek dan menyesuaikan tekanan angin, Anda akan merasakan perbedaan respons kemudi, pengereman yang lebih responsif, serta distribusi beban yang merata pada setiap roda.
Kesalahan Mengisi Angin Ban dan Pengaruhnya pada Velg Mobil
Jika ban tidak memberikan bantalan udara yang memadai, velg akan menahan langsung semua tekanan dari permukaan jalan. Berikut ini beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat mengisi angin.
-
Kurang Angin
Ban dengan tekanan angin di bawah rekomendasi pabrikan akan “kempis” sehingga dinding ban menekuk lebih jauh dari seharusnya.
Saat melewati jalan berlubang atau permukaan tidak rata, dinding ban tidak mampu meredam benturan, sehingga gaya langsung terpindahkan ke bibir velg. Akibatnya, velg dapat mengalami penyok, retak, bahkan patah jika benturan cukup kuat.
-
Terlalu Banyak Angin
Sebaliknya, ban yang terlalu keras karena overinflation membuat permukaan tapak ban lebih kaku. Daya redam berkurang drastis, sehingga suspensi dan velg menerima getaran lebih intens saat melintasi lubang kecil ataupun aspal bergelombang.
Dalam jangka panjang, tekanan berlebih ini berpotensi membuat velg mobil retak pada titik sambungan atau pelek terlihat retak halus (hairline crack) yang sulit terdeteksi.
-
Tidak Memeriksa Tekanan Angin secara Rutin
Banyak pemilik kendaraan lupa melakukan pengecekan tekanan angin setidaknya seminggu sekali. Padahal, perubahan suhu atau kebocoran kecil bisa membuat tekanan angin menurun seiring waktu.
Tanpa pemeriksaan rutin, Anda tidak akan menyadari adanya penurunan tekanan hingga ban terasa kempis parah atau velg sudah mulai menampakkan tanda-tanda kerusakan.
-
Tidak Mengikuti Petunjuk Pabrikan
Setiap mobil dilengkapi buku manual yang mencantumkan tekanan angin ideal sesuai beban kendaraan.
Mengabaikan panduan ini, misalnya mengadopsi tekanan angin untuk tipe ban yang berbeda atau sekadar mengisi berdasarkan tebakan, dapat membuat ban dan velg bekerja di luar kondisi optimal.
Pastikan Anda selalu merujuk rekomendasi pabrikan yang tertera pada stiker pintu pengemudi atau buku manual.
-
Tidak Memikirkan Beban Kendaraan
Saat membawa banyak penumpang atau muatan berat, tekanan angin yang biasa dipakai saat kondisi kosong sebaiknya dinaikkan sedikit sesuai petunjuk.
Ban yang kurang diisi saat beban bertambah membuat dinding ban mendeformasi lebih jauh, memaksa velg menanggung beban ekstra tanpa bantalan udara. Akibatnya velg bisa cepat aus, bengkok, atau bahkan pecah ketika menghadapi tekanan ekstrem.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, menjaga tekanan angin ban sesuai standar bukan sekadar soal kenyamanan berkendara, tetapi juga krusial untuk menjaga integritas velg mobil Anda.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas mulai dari kebiasaan mengabaikan pengecekan rutin hingga tidak menyesuaikan tekanan dengan beban kendaraan Anda dapat memperpanjang umur pakai ban dan velg, sekaligus menghemat biaya perawatan.
Jaga performa kendaraan Anda dengan langkah tepat, dan nikmati perjalanan yang aman serta nyaman setiap hari.
Jika Anda membutuhkan layanan pengecekan velg mobil dan perawatan kendaraan yang terpercaya, kunjungi situs resmi Suzuki Surakarta untuk informasi lebih lanjut mengenai bengkel resmi, promo suku cadang, dan layanan after sales.