Kesalahan yang Sering Terjadi saat Mengganti Minyak Rem Mobil

icon 11 August 2025
icon Admin

Proses penggantian minyak rem sering kali dianggap sepele oleh pemilik kendaraan. Padahal, kualitas rem mobil sangat bergantung pada kondisi minyak rem yang tepat. 

Jika proses penggantiannya dilakukan dengan cara yang keliru, risiko kegagalan pengereman mobil bisa terjadi dan membahayakan keselamatan. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui kesalahan umum yang sering terjadi saat mengganti minyak rem!

Kesalahan saat Mengganti Minyak Rem Mobil

Mengganti minyak rem tidak bisa dilakukan sembarangan karena menyangkut keselamatan di jalan. Ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dan berdampak serius pada performa rem pada mobil.

  1. Salah Pilih Jenis Minyak Rem

Setiap mobil memiliki spesifikasi minyak rem yang berbeda, misalnya DOT 3 atau DOT 4, yang tidak bisa ditukar begitu saja. Jika salah memilih jenis, rem bisa kehilangan performanya karena perbedaan titik didih dan tekanan yang tidak sesuai. 

Salah satu risikonya adalah minyak rem cepat panas dan menguap, sehingga sistem pengereman menjadi tidak responsif. Kasus ini sering terjadi saat orang mengganti minyak rem DOT 4 dengan DOT 3 yang lebih murah. 

Akibatnya, rem bisa blong saat digunakan dalam kondisi berat atau saat turunan panjang. Untuk itu, selalu gunakan jenis minyak rem sesuai rekomendasi pabrikan mobil Anda.

  1. Mengabaikan Kebersihan Komponen saat Ganti Minyak Rem

Banyak orang hanya fokus menuang minyak rem baru tanpa memperhatikan kebersihan reservoir dan selang. Padahal, kotoran yang menempel bisa menyumbat saluran minyak rem dan mengganggu aliran tekanan hidrolik.

Jika kotoran sampai masuk ke kaliper atau master silinder, rem bisa terasa macet dan tidak pakem. Hal ini juga mempercepat kerusakan komponen rem karena gesekan partikel asing. 

Membersihkan komponen sebelum menuang minyak rem baru adalah langkah penting untuk menjaga kinerja rem tetap maksimal. Jadi, pastikan area seputar sistem rem dalam kondisi bersih sebelum proses penggantian dilakukan.

  1. Tidak Mengeluarkan Udara (Bleeding) dengan Benar

Udara yang terperangkap di dalam sistem pengereman bisa membuat pedal rem mobil terasa empuk dan tidak responsif. Proses bleeding bertujuan mengeluarkan udara tersebut agar tekanan rem kembali normal. 

Jika bleeding tidak dilakukan dengan benar, Anda akan merasakan pedal rem seperti "ngempos" meski diinjak dalam. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menurunkan efektivitas pengereman secara drastis. 

Meski terlihat sepele, banyak orang yang melewatkan proses ini saat mengganti minyak rem sendiri di rumah. Sebaiknya lakukan bleeding di bengkel resmi agar udara benar-benar terbuang dan rem pada mobil bekerja optimal.

  1. Tidak Memeriksa Kebocoran di Sistem Rem

Setelah mengganti minyak rem, memeriksa potensi kebocoran pada selang dan komponen lainnya sering kali terlewatkan. Kebocoran kecil saja bisa menyebabkan minyak rem terus berkurang, sehingga tekanan hidrolik dalam sistem rem tidak stabil. 

Akibatnya, performa rem jadi menurun dan risiko rem blong semakin besar. Kebocoran ini umumnya terjadi pada selang yang sudah getas atau sambungan yang tidak kencang. 

Jika dibiarkan, kerusakan akan merembet ke komponen lain dan biaya perbaikannya lebih mahal. Oleh karena itu, setelah mengganti minyak rem, pastikan tidak ada tetesan atau rembesan dari sistem rem.

  1. Mengabaikan Jadwal Penggantian Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Setiap mobil memiliki panduan interval penggantian minyak rem yang sebaiknya diikuti. Mengabaikan jadwal ini membuat kualitas minyak rem menurun karena sifat higroskopisnya yang menyerap uap air. 

Semakin lama dibiarkan, minyak rem akan kehilangan daya tekan yang dibutuhkan untuk pengereman. Akibatnya, performa rem akan terasa menurun, bahkan saat minyak rem terlihat penuh di reservoir. 

Kesalahan saat mengganti minyak rem bisa berdampak serius pada keselamatan berkendara. Oleh karena itu, penting untuk memastikan perawatan rem mobil dilakukan dengan benar dan sesuai prosedur.